Sabtu, 21 Februari 2015

Serial Anya: Kalau Bukan Karena

"Hoaaaam..." Anya menguap. Ia segera menata tempat tidurnya,mandi,shalat,lalu pergi ke dapur.

"Assalamu'alaikum ibu!" Sapa Anya sambil duduk di kursi makan.
"Waalaikumsalam sayang," Balas ibu.
"Ada yang bisa Anya bantu bu?." Tawar Anya.
"Baik,tolong sapu halaman depan dan teras depan,lalu bantu,gorengkan tempe ya! Perintah ibu.
"Baik bu," Sahut Anya.
Pukul enam pagi,Anya sarapan. Anya melirik kursi Fanya.
Kenapa Fanya nggak ada ya? batin Anya dalam hati.
"Mana Fanya,bu?" Tanya Anya.
"Hoaaam... kenapa sih,harus sekolah!" Gerutu Fanya.
"Fanya,kamu baru bangun tidur?" Tanya ibu.
"Iya,emang kenapa?" Balas Fanya sewot. Nggak sopan banget ya,Fanya.
"Fanya,nggak boleh ngomong gitu sama orang tua!" Nasihat Anya.
"Sudah,ah! kamu itu kayak orang tua aja!" Bentak Fanya. Anya menunduk,air matanya menetes.
"Fanya,pergi ke kamar,nggak usah sekolah hari ini!" Ibu mulai marah.
"Nggak papa,malah enak! yeaay!" Seru Fanya.
"Jangan nangis ya,yang sabar," Pinta ibu lembut seraya mengelus rambut lurus Anya.
Di sekolah.......................
"Halo Anya!" Sapa Syifa.
"Hai Syifa,ikut aku yuk!" Ajak Anya.
"Kemana? kenapa wajahmu murung?."  Anya menarik lengan Syifa ke taman sekolah.
"Syifa,aku mau curhat,nih!" Kata Anya.
"Tentang apa?" Tanya Syifa.
"Ini masalah tentang Fanya,kenapa sih,Fanya kalau di nasihati selalu membantah? padahal kan,aku ngomongnya baik-baik. Sudah aku ingatkan brkali-kali tapi ia masih saja berkata kasar pada orang tua. Andaikan ia bukan saudara kembarku,pasti aku tidak mau berteman daengannya sampai ia menjadi baik." Curhat Anya.
"Jadi gitu ya,aku juga bingung,kenapa Fanya selalu kasar pada semua orang?. Kamu yang sabar ya,Anya. Kalau kamu sedih,aku juga ikut sedih nih!." Syifa menenangkan.
"Ya,baiklah. Aku akan mencoba sabar dan tabah." Janji Anya.
"Begitu dong,itu baru Anya sahabatku!." Seru Syifa sambil memeluk Anya.
"Teeettt............" Bel masuk berbunyi, Anya & Syifa segera masuk ke dalam kelas. Mereka mengikuti pelajaran pertama,matematika.
"Baik,anak-anak,saya akhiri pertemuan kita hari ini,wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh." Kta pak Ahmad diakhir pelajaran pertama. Sekarang waktunya pelajaran Akidah Akhlak. Semua murid mendengarkan pelajaran dari bu Khotim.
"Kita harus sabar dan tabah dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah. Contohnya,kamu mempunyai saudara yang jahat. Kamu harus sabar menghadapinya. Jangan menasihati dengan marah-marah,harus menasihati dengan lemah lembut." Kata bu Khotim. "Sekarang kalian kerjakan LKS hal 60!" Perintah bu Khotim.
15 menit kemudian,"Teng,teng,teng." Bel istirahat berdering. Semua murid keluar kelas. Ada yang ke kantin,halaman,ada juga yang menuju kamar mandi.
"Anya, ke taman yuk!"Ajak Syifa.
Biasanya kedua sahabat ini selalu ke taman ketika istirahat, lebih tepatnya di bawah pohon rindang.
"Aku msih kepikiran apa yang diomongkan bu Khotim." Kata Anya pada Syifa.
"Oh..... yang tentang itu,coba saja. Mungkin bisa menyadarkan Fanya." Usul Syifa.
"Sudah berkali-kali aku mencoba,tapi tetap saja dia membantah. Bagaimana Syifa? aku ingin Fanya menjadi baik." Ujar Anya.
"Hm.... bagaimana kalau kamu konsultasi ke bu Khotim?." Usul Syifa lagi.
"Ide yang bagus!." Seru Anya.
Mau tau lanjutannya? tunggu ya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar